Grujugan-NURA Online – Hadir dhalam kegiatan NU bukan sekedar ikut-ikutaan, tetapi niatkan untuk nyantri kepada para Muassis NU. Sebab mengutip dawuh KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur), NU adalah pesantren besar, sedangkan pesantren adalah NU kecil.
Lebih lanjut K. Syahid sapaan akrabnya mengutip dawuh Yai As’ad, bahwa NU itu adalah thoriqoh, tempat berkhidmat dan berjuang. Aktif di NU berarti memenuhi panggilan (nyambateni titikan) Hadhratusy Syeikh KH. Hasyim Asy’ari.
“Mengabdi di NU, berarti nyantri pada Muassis NU, nyantri kepada KH. Hasyim Asy’ari. Jadikan NU sebagai tempat thoriqoh, baik lahir maupun batin”, ungkapnya.
Demikian yang disampaikan Moh. Syahid Munawar, S.Pd. ketika mengisi acara Haul Muassis NU di PRNU Grujugan dalam rangka memperingati Harlah NU ke 99 tahun, bertempat di Musholla Nurul Jannah, Dusun Karang Pao, Desa Grujugan, Gapura, Rabu (09/02/2022).
Kiai yang merupakan wakil ketua PCNU Sumenep ini juga menghimbau agar kegiatan NU harus menyentuh kebutuhan masyarakat, karena NU bukan hanya organisasi keagamaan (jam’iyah diniyah), akan juga kemasyarakatan (ijtima’iyah).
Pesan dasar slogan hubbul wathan minal iman mengandung tujuan, keislaman dalam bingkai ahlussunnah wal jama’ah annahdliyah, dan menanamkan spirit kebangsaan dalam diri. Mengakui bahwa Indonesia merupakan Negara yang sudah disepakati para Muassis NU.
“NU harus hadir di tengah-tengah masyarakat. Buat kegiatan yang menyentuh kebutuhan masyarakat.”, lanjutnya

Sementara itu, K. Moh. Rawi Qudsi, selaku Wakil Ketua MWCNU Gapura menekankan bahwa dalam berkhidmat di NU yang pertama niat harus ditata, yaitu untuk mendapat barokah dari para Muassis sehingga diri ini akan lebih baik, bukan berniat untuk memperbaiki NU, karena NU didirikan oleh para wali Allah yang akan senantiasa dijaga oleh Allah.
Ketua PRNU Grujugan, KH. Ach. Rofiqi Said, menyampaikan penyelenggaraan Haul Muassis merupakan upaya refleksi dan napak tilas perjalanan perjuangan NU sejak sebelum didirikan hingga sekarang. Serta dirinya memohon doa sebab tahun 2023 Ranting Grujugan membangun sekretariat Bersama, NU dan Banomnya.
Acara dibuka dengan pembacaan Tahlil yang dipimpin KH. Nahrawi Syukairi, S.Ag (Wakil Rais PRNU), dan ditutup dengan doa K. Moh. Damsit Kafrawi (Rais Syuriyah dan A’wan MWCNU).
Pewarta: Kontributor NU Grujugan
Editor: Moh. Rusdi