Gapura Tengah, NURA Online-Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur melakukan kegiatan turba (turun ke bawah) ke Sumenep pada tanggal 18 Syawal 1442 H (29/06/2021).
Turba ke Sumenep merupakan lokasi kedua yang disinggahi PWNU Jatim selama di Madura. Lokasi pertama bertempat di Pondok Pesantren Assirojiyah, Kajuk, Rongtengah, Kabupaten Sampang.
Turba tahun 2021 ini, mengambil tema silaturrahmi dan kondolisasi Jam’iyyah menuju 1 Abad Nahdlatul Ulama.
Kegiatan turba bertempat di Aula Aswaja Lt. II MWCNU Gapura. Dalam Turba ini dihadiri oleh empat perwakilan Pengurus Cabang; yaitu PCNU Sumenep, PCNU Pamekasan, PCNU Masalembu, dan PCNU Kangean. Serta dihadiri 17 Pengurus Ranting NU (PRNU) se Kecamatan Gapura.
KH. Syafrudin Syarif, katib PWNU Jawa Timur dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa sampai detik ini masih banyak kalangan NU sendiri yang belum memahami secara baik istilah Islam Nusantara.
Padahal menurut beliau yang dimaksud dengan Islam Nusantara ialah ajaran Islam yang sudah dijalankan sejak dulu, yang mana sudah sesuai dengan ajaran Islam yang dibawa para wali songo di tanah Jawa.
“Islam Nusantara itu bukan Islam tandingan. Tapi itu hanya casing-nya saja, pembungkus saja. Adapun isinya tetap memuat ajaran-ajaran yang sesuai dengan ahlussunnah wal jamaah yang diwariskan oleh wali songo” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, KH. Marzuqi Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur dalam sambutan sekaligus arahannya menekankan pentingnya memahami istilah Islam Nusantara yang digagas tokoh NU di Indonesia.
Beliau juga membahas panjang lebar tentang amaliyah-amaliyah warga NU yang seringkali dianggap sesat atau bid’ah kelompok kecil yang acapkali mengklaim diri sebagai ahlussunnah wal jamaah.
“Istilah ahlussunnah wal jamaah telah dirampas oleh kelompok yang kerapkali menyesatkan kita. Oleh sebab itu, kita perlu sebuah nama yang mencirikan khas NU di Indonesia. Maka dipakailah istilah Islam Nusantara”. Jelas pengasuh Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad Malang.
Pewarta: Ulil Abshar
Editor: Moh. Rusdi