Gapura Tengah–NURA Online-Dalam rangka memperingati harlah Ansor ke-87, Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda (PAC GP Ansor) Kecamatan Gapura menggelar acara refleksi untuk semakin meneguhkan nilai-nilai ke-ansor-an. Acara berlokasi di Aula Aswaja Lt.II MWCNU Gapura (24/04/2021).
Acara yang dikemas tasyakuran dan refleksi tersebut diawali dengan pembukaan shalawat oleh Jam’iyah hadrah Departemen Seni Budaya Ansor Gapura.
Hadir dalam acara pengurus MWCNU Gapura, H. Khafifi Ariyanto dan K. Fathol Bari. Serta K. Qumri Rahman, selaku Ketua Pengurus Cabang (PC Ansor) Kabupaten Sumenep, dan K. Muhammad Wafi Chatib, selaku Ketua Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS Rijalul Ansor) Kabupaten Sumenep.
Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Gapura, Marzuki dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya refleksi perjuangan untuk semakin meneguhkan nilai-nilai ke-ansor-an dalam diri para kader Ansor.
Dengan berkaca-kaca, ketua PAC dua periode ini mengutip lirik “Darah dan Nyawa telah kuberikan, Syuhada rebah Allahu Akbar”. Menurutnya, pengorbanan darah dan nyawa yang terkandung dalam lirik tersebut benar-benar nyata adanya.
“Dibandingkan dengan para pendahulu kita, perjuangan kita dapat dikatakan tidak apa-apanya. Saya seringkali dengan tidak sadar meneteskan air mata setiap menyanyikan lagu Mars Ansor”. Darah saya berdesir, lirik mars Ansor menghujam ke dalam kalbu, buka Marzuki.
Marzuki karenanya menghimbau kepada para Kader untuk tidak hanya memperingati harlah sebatas seremonial saja. Akan tetapi jadikan momen harlah sebagai pengingat bahwa kader Ansor memiliki tanggung jawab dipundaknya, dan hal itu berat sekali.
“Saya berharap momen peringatan harlah tidak hanya diperingati secara seremonial. Akan tetapi jadikanlah momentum ini sebagai pengingat bahwa ada beban di pundak kita para kader. Karenanya semoga kita tetap berada di jalur pengabdian”, harap Marzuki.
Sementara itu, Wakil Ketua MWCNU Gapura, K. Fathol Bari, menekankan pentingnya kader Ansor memiliki identitas. Jangan sampai terjadi pengaburan antara gerakan keansoran dan gerakan politik.
“Kita sebagai kader Ansor harus dapat membedakan antara gerakan ke-ansor-an dan gerakan politik karena kedua hal tersebut sangatlah berbeda, terutama dalam hal teknisnya di lapangan.
Menurut K. Fathol, silahkan berpolitik asal jangan sampai perbedaan aspirasi politik kemudian menjadi ajang perpecahan dalam ber-NU, ataupun ber-Ansor.
“Jangan sampai perbedaan aspirasi politik menjadi perpecahan dalam ber NU atau ber Anshor”, tutupnya.
Acara harlah Ansor ke-87 ditutup dengan doa yang dibacakan oleh H. Khafifi Ariyanto, Sekretaris MWCNU Gapura.
Pewarta: Moh. Rusdi
Editor: Redaksi