Andulang, Nura Onlie – Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PR NU) Desa Andulang, Gapura gelar acara Istighasah Akbar (Jum’at, 27 Januari 2023). Bertempat di masjid Nurul Imamah Desa Andulang Dusun Laok Lorong. Acara tersebut merupakan rangkaian acara tasyakkuran dalam menyambut 1 abad NU. Hadir pada acara ini Bapak Thayyib Kartawi selaku Ketua PRNU Andulang, K.H. Ainun Najib selaku Rois PRNU Andulang, K.H. Kamalil Irsyad, K. Khalqi S,Ag. dan beberapa perwakilan MWC NU Gapura lainnya. Hadir juga seluruh banom NU di desa Andulang (IPNU, IPPNU, FATAYAT, ANSOR, PAGAR NUSA, dan JQH), serta seluruh masyarakat desa Andulang.
Rangkaian acara diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya oleh Padus (Paduan Suara) IPPNU desa Andulang, pembacaan shalawat nabi oleh majelis Shalawat Syubbanul Muta’allimin, dan dilanjutkan dengan pembacaan Ratibul Haddad oleh ustadz Rasidi Asmoni. Sambutan dari Ketua PRNU Andulang , sambutan dari KH. Kamalil Irsyad sebagai perwakilan dari MWC NU Gapura, dan ditutup dengan doa oleh KH. Ainun Najib.
“Alhamdulillah kegiatan malam ini berjalan lancar meskipun kami kemas dengan sesederhana mungkin. Kami mengundang seluruh banom nu yang ada di Andulang ini, Ada ipnu, ippnu, fatayat, pagar nusa dan pengurus ranting JQH. Terima kasih juga untuk masyarakat Andulang yang juga menyempatkan hadir ” ucap Bapak Thayyib Kartawi pada sambutannya.
Lebih lanjut, KH. Kamalil irsyad menyampaikan pada sambutannya bahwa acara tasyakuran pada malam hari ini adalah sangatlah sacral. Selain karena pembacaan ratibul haddad, juga karena kita bertasyakur atas umur Nahdlatul Ulama yang sudah 1 abad atau 100 tahun. Menjadi sakral karena Nahdlatul Ulama adalah kumpulan para ulama-ulama, dan juga karena berkumpulnya kita semua adalah salah satu hal yang paling Allah senangi.
K. Irsyad berharap bahwa pada usia NU yang 1 Abad Para ulama dan pengurusnya bisa menciptakan 3 hal; mencerdaskan kehidupan umat, menciptakan masyarakat yang tunduk dan cinta pada ulama, dan menguatkan tali persaudaraan umat.
“Sekarang ini ulama harus bisa kreatif, misal khutbah Jumat memakai bahasa Madura, tidak harus setiap Jum’at. Paling tidak satu bulan sekali, agar masyarakat paham tentang isi khutbahnya. Berapa persen masyarakat yang paham bahasa Arab? Ketika khutbah dibacakan dengan bahasa Arab palingan masyarakat ada yang tertidur” ucapnya.
Terakhir K. Irsyad berpesan kunci agar selamat di dunia dan di akhirat. “Para hadirin ada 3 kunci agar bisa selamat di dunia maupun di akhirat, pertama kita menjaga al-Qur’an dengan cara membaca dengan tartil. Kedua kita menjaga dan mencintai para ulama. Dan yang ketiga kita menjaga masjid ” pungkasnya.
Pewarta : Faizin
Editor : Ulil Abshar