Grujugan, Nura Online – Pada malam kedelapan bulan Rajab, Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PR NU) Desa Grujugan, Gapura menggelar acara Tasyakuran 1 Abad NU (Minggu, 27 Januari 2023). Bertempat di rumah Ust. Masdur dusun Karang Mimba, Grujugan.
Acara dimulai pada jam 20:00 WIB, diawali dengan pembacaan Tawassul yang dihadiahkan kepada para muassis NU. Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan Indonesia Raya dan Mars Syubbanul Wathan bersama-sama. Kemudian dilanjutkan dengan Istighatsah bersama yang dipimpin langsung oleh KH. Damsit Kafrawi selaku Rois Syuriah Ranting Grujugan.
Selain PR NU Grujugan juga hadir pada acara tersebut K. Fathor Rois (Ketua Lembaga Falakiyah PCNU Sumenep dan Wakil Katib MWC NU Gapura), K. Suyuti (Katib MWC NU Gapura), Didik Susanto (Kepala Desa Grujugan), Ketua dan Sekretaris PR GP Ansor Grujugan dan Ketua dan Sekretaris PR IPNU Grujugan.
KH. Ach. Rofiqi selaku ketua Ranting NU Grujugan mengatakan dalam sambutannya bahwa kita harus banyak bersyukur, karena tinggal menghitung beberapa hari lagi NU sudah berumur 1 Abad menurut kalender Hijriyah, dan kita semua termasuk bagian di dalamnya. Ini merupakan nikmat besar yang wajib kita syukuri.
“Memang tasyakkuran ranting ini sengaja dibuat sesederhana mungkin. Karena masih ada tasyakurran akbar yang akan dilksanakan oleh PR NU Grujugan, seluruh banom dan berkolaborasi dengan Pemerintah Desa setempat yang Insyaallah nanti akan dilaksanakan pada 2 Maret 2023 dan akan mendatang Gus Islah Bahrawi dari Ibu Kota.” beliau berkata.
K. Fathor Rois menjelaskan sejarah latar belakang berdirinya Nahdlatul Ulama dan juga perkembangan dari masa ke masa sejak didirikan hadratus syaikh KH. Hasyim Asy’ari sampai hari ini yang sudah berumur 100 tahun, secara rinci.
“Kalau kita melihat dari kaca mata sejarah dari suka dukanya NU 100 tahun, dan jatuh bangunnya NU 100 tahun maka bisa kita ambil tiga kesimpulan.” paparnya.
“Pertama, pihak-pihak yang memusuhi NU akan hancur dengan sendirinya. Kedua, Apapun persoalannya NU tidak pernah merongrong pemerintah, dari sejak berdirinya NU tetap setia kepada NKRI dan tetap setia kepada Pancasila, masalah kritik iya tetapi tidak makar.” lanjutnya.
“Indonesia adalah NU sendiri yang mendirikan tidak mungkin merusak rumahnya sendiri.” tegasnya.
Ketiga, Kalau kita lihat pemimpin-pemimpin NU selalu menjadi sasaran caci maki orang. “Kita sebagai warga NU jangan sampai ikut ikutan atau silau dengan cacian orang kepada pemimpin kita karena mereka hanya ingin menipu kita, itu semua hanya pengibulan,” sarannya.
Kontributor : Moh. Latif
Editor : Ulil Abshar