Oleh : Lora Abd. Muhshi Mas’ud *)
Gemuruh Shalawat terdengar di mana-mana. Seantero jagat hingar bingar dengan lantunan kitab kitab maulid, syair syair indah tentang sosok yang tidak ada duanya saling bersahutan di udara. Begitulah gambaran kebahagiaan yang dirasakan oleh seluruh ummat Islam di setiap tahunnya demi menyambut hari kelahiran Baginda Rasulillah SAW.
Tentunya, hal itu bukanlah amaliyah yang tanpa dasar apalagi dituding Bid’ah. Karena mustahil ummat Islam sedunia sepakat melakukan sesuatu yang menyimpang dari ajaran syariat Islam.
Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqolani berkata :
وذكر السهيلي أن العباس قال لما مات أبو لهب رأيته فى منامي بعد حولوَذَكَرَ السُّهَيْلِي أَنَّ الْعَبَّاسَ قَالَ لَمَّا مَاتَ أَبُوْ لَهَبٍ رَأَيْتُهُ فِي مَنَامِي بَعْدَ حَوْلِ فِي شَرِّ حَالِ فَقَالَ : مَا لَقَيْتُ بَعْدَكُمْ رَاحَةً إِلاَّ أَنَّ الْعَذَابَ يُخَفَّفُ عَنِّي كُلَّ يَوْمِ إِثْنَيْنِ. قَالَ وَذَلِكَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وُلِدَ يَوْمَ اْلإِثْنَيْنِ وَكَانَتْ ثُوَيْبَةُ بَشَّرَتْ أَبَا لَهَبٍ بِمَوْلِدِهِ فَأَعْتَقَهَا
As-Suhaili menuturkan bahwa berlalu satu tahun dari kematian Abu Lahab, Sayyidina Abbas bermimpi melihat Abu Lahab dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Ia berkata : “Semenjak aku meninggalkan kalian aku tidak pernah mendapatkan kebahagiaan, namun setiap hari Senin siksaanku diringankan”.
Menurut As-Suhaili itu karena Baginda Nabi SAW dilahirkan pada hari Senin dan Tsuwaibah (budak Abu Lahab) memberi kabar bahagia akan kelahiran-Nya yang kemudian dimerdekakan oleh Abu Lahab. [Fathul Bari, juz 9 hal. 145]
Berdasarkan cerita diatas, Al-Habib Umar bin Hafidz dalam kitab maulidnya “Ad-Dliyaul Lami'” berkata :
قَدْ بَشَّرَتْ ثُوَيْبَةُ سَيِّدَهَا * أَبَا لَهَبٍ أَعْتَقَهَا فَرْحَانَا
Tsuwaibah memberi kabar kepada tuannya, Abu Lahab (akan kelahiran Baginda Rasulillah) SAW maka Ia memerdekakannya karena begitu bahagia.
لَمْ يَنْسَ خَالِقُنَا لَهُ فَرْحَتَهُ * بِالْمُصْطَفَى وَبِذَا الْحَدِيْثِ أَتَانَا
Allah SWT Sang Pencipta tidak melupakan kebahagiaannya akan (lahirnya) Baginda SAW. Begitulah Hadits menjelaskannya.
أَنَّ الْعَذَابَ مُخَفَّفٌ فِي كُلِِّ إِثْ * نَيْنِ لِفَرْحَتِهِ بِمَنْ وَافَانَا
Bahwa sesungguhnya siksaan (Abu Lahab) diringankan pada setiap hari Senin karena kebahagiaannya dengan kelahiran Baginda SAW.
هَذَا مَعَ الْكُفْرِ فَكَيْفَ بِفَرْحَةِ * مَنْ ذِي فُؤَادٍ إِمْتَلَى إِيْمَانَا
(Keutamaan) ini didapatkan oleh Abu Lahab disaat Ia dalam keadaan kafir, bagaimana kemudian jika kebahagiaan ini muncul dari hati seseorang yang penuh dengan keimanan ?.
Jika Allah tidak melupakan kebahagiaan Abu Lahab, mungkinkah Allah akan melupakan kebahagiaan ummat Islam dalam menyambut kelahiran Baginda Rasulillah SAW ? Jawabannya tentu sangat tidak mungkin bahkan bisa dipastikan apa yang akan didapatkan oleh mereka yang berbahagia menyambut bulan maulid akan melebihi apa yang telah didapatkan oleh Si kafir, Abu Lahab.
Untuk lengkapnya bisa dilihat videonya di link ini
*) Penulis adalah anggota LDNU MWCNU Gapura dan Pengasuh Pondok Pesantren Parama’an, Gapura Barat, Sumenep)
Editor : Ulil Abshar