Gapura, Nura Online – Gagasan Kampung NU yang dikomandani Lakpesdam MWC NU Gapura, tidak hanya gagasan belaka. Namun ditindaklanjuti dengan serius. Hal ini terbukti pertemuan kemarin (16/9/22) yang mengundang semua lembaga, banom, dan ranting yang ada di wilayah Gapura.
Dalam pertemuan itu, bertajuk Rencana Strategis Implementasi Kampung NU, pemaparannya disampaikan oleh K. Mahmudi Zain, perwakilan dari Lakpesdam PCNU Sumenep. Menurut K. Mahmudi, indikator bahwa NU ada dan bermanfaat tergantung kualitas warganya. Di sinilah tujuan utama dari konsep Kampung NU.
Filosofi Kampung NU diadopsi dari Alquran surat Ibrahim ayat 24-25, yaitu :
“Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimah ṭayyibah. (Perumpamaannya) seperti pohon yang baik, akarnya kuat, cabangnya (menjulang) ke langit, dan menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan untuk manusia agar mereka mengambil pelajaran”. (QS. Ibrahim : 24-25)

Menurut K. Mahmudi, setidaknya ada empat unsur Kampung NU yang diperlukan. Yaitu :
Pertama, Ashluha tsabitu (akarnya kuat). Artinya organisasi Ranting harus kuat. Pengurus riil adanya. Maka diperlukan database warga. Bisa bersinergi dengan aparat desa untuk mendapatkan data. Maka dari data itu, dijaring siapa yang tidak mau bergabung dengan NU, ini yang menjadi sasaran dakwah NU. Begitu juga data warga dhuafa’ dan anak yatim.
Kedua, far’uha fis sama’ (cabangnya menjulang ke langit). Artinya warga NU harus berdaya, cerdas, kuat dan mandiri.
Ketiga, tu’ti ukuluha kulla hinin (menghsilkan buahnya pada setiap waktu). Di sini diperlukan adanya program kerja yang berkelanjutan. Program yang mempunyai dampak positif ke warga NU. Tidak lagi hanya berorientasi kepada pengurus saja.
Keempat, bi idzni robbiha (dengan izin Tuhannya). Artinya dalam pelaksanaan ini didasari pengabdian dengan niat yang tulus karena Allah. NU sebagai wasilah. Niat yang tulus khidmat kepada muassis NU.
Pewarta : Ulil Abshar