Banjar Timur, NURA Online – MWC NU kecamatan Gapura kabupaten Sumenep menggelar acara silaturahim bersama PRNU Banjar Timur dan pengurus takmir masjid, Ahad (10 April 2022). Tentunya dalam hal ini bermaksud untuk memperkuat hubungan kepengurusan, baik pengurus MWC, pengurus Ranting, dan pengurus takmir masjid di Banjar Timur. Begitu juga untuk memperkokoh tali persaudaraan sebagai kaum nahdiyyin.
Silaturahim ini bertempat di masjid An-Nabawi desa Banjar Timur kecamatan Gapura kabupaten Sumenep. Hadir dalam acara tersebut beberapa pengurus harian MWC NU Gapura, Lembaga Takmir (LTM NU),PRNU Banjar Timur, dan pengurus Takmir Masjid An-Nabawi.
Sebagai bentuk kepedulian, MWC NU Gapura memberikan santunan kepada 7 anak yatim pada acara tersebut. Sekaligus untuk memperkuat hubungan antara pengurus MWC dengan pengurus Takmir Masjid An-Nabawi, pengurus MWC NU Gapura juga memberikan bingkisan sebagai wujud rasa kepedulian terhadap pengurus Takmir Masjid An-Nabawi.
Selanjutnya, KH. Moh Alwi, ketua MWC NU Gapura dalam sambutannya memaparkan agar PRNU Banjar Timur menyampaikan keluhan kepada pengurus MWC NU Gapura terkait dengan persoalan-persoalan yang ada di Ranting Banjar Timur. Begitu juga persoalan yang terkait dengan masjid, khususnya masjid An-Nabawi. Sehingga dengan sharing bersama dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di lapangan.
Alwi juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada PRNU Banjar Timur karena telah menyediakan tempat dilaksanakannya silaturahim MWC NU Gapura di bulan Ramadlan ini.
“Terima kasih atas bersedianya PRNU ditempati acara silaturahim ramadan,” Ungkapnya.
Sebagai isi pokok dalam acara tersebut, disampaikan dalam bentuk tausiyah oleh K. Fathor Rois bahwa dalam berdakwah, sangat penting untuk menguasai media sosial di zaman sekarang, karena dengan penguasaan terhadap media sosial merupakan salah satu pilihan dalam menyiarkan Ahlusunah Wal Jama’ah.
K. Fathor Rois juga menuturkan dalam tausiyahnya untuk mempertahankan Ahlusunah Wal Jama’ah meskipun selalu banyak kelompok lain yang menentang.
“Persoalan yang ada di masyarakat adalah mempertahankan Islam Aswaja, yang selalu diusik oleh kelompok lain. Amalan semacam tahlil, tawassul, dan lain sebagainya selalu ditentang oleh kelompok lain,” tuturnya.
Pewarta : Kontributor
Editor : Imam FN.